Thursday, 21 July 2016

KENAPA RASA PENING LEPAS MAKAN DAGING KAMBING?




Kerana daging kambing pencegah penyakit Darah Tinggi dan Obesiti. Kolestrol kambing boleh menguraikan kolestrol dalam darah yang menjadi punca kepada penyakit darah tinggi. Kolestrol kambing yang menguraikan darah yang tercemar dengan kolestrol tepu akan menyebabkan isipadu darah meningkat. 



Pesakit darah tinggi yang mengambil daging kambing akan mengalami gejala penguraian akibat peningkatan isipadu darah seperti pening. 

Walaupun daging kambing bertindak sebagai pengurai protein yang terbaik, tetapi pesakit darah tinggi yang tidak tahan dengan kesan pembongkaran penguraian ini dinasihatkan agar tidak mengambil daging kambing sebagai terapi..dan anda juga boleh mengamalkan produk penyelidikan dari Dr . Azlan; seorang pakar herba, pemakanan dan keselamatan makanan, bagi merawat masalah darah tinggi dengan lebih berkesan.

Tetapi bagi mereka yang tidak mengalami masalah tekanan darah tinggi dinasihatkan agar mengamalkan pemakanan daging kambing untuk mengelakkan penyakit darah tinggi. 

Lemak di bawah permukaan kulit terbentuk akibat kolestrol yang gagal dicerna oleh hati. Ia akan menyebabkan masalah obesiti (kegemukan) jika terdapat dalam jumlah yang banyak. 

Pesakit obesiti yang mengambil daging kambing akan mengalami masalah tekanan darah yang tidak stabil dan turut mengalami pening kepala akibat kesan pembongkaran kolestrol tepu oleh kolestrol kambing. 

Selain itu, daging kambing akan membakar lemak yang berlebihan dalam badan. Kesan pembakaran lemak akan mengakibatkan gejala pembongkaran seperti panas badan, berpeluh dan telinga berdengung.

Khasiat dan kelebihan daging kambing

Mencantikkan Kulit 

Vitamin C semulajadi yang tidak teroksida juga terdapat dalam daging kambing. Vitamin C tidak teroksida amat penting untuk pembinaan dan ketahanan sel kulit. Vitamin C yang tidak teroksida akan menyeimbangkan dan mengurangkan bebanan fungsi hempedu serta mencantikkan kulit. 

Pengambilan protein yang secara berlebihan akan menyebabkan ia tersimpan di bahagian bawah kulit akan mudah teroksida dan bertindak balas dengan sel kulit untuk membentuk tenaga. Proses ini akan mengakibatkan kulit kelihatan hangus dan gelap sekiranya berjemur di bawah sinaran matahari. Vitamin C daripada daging kambing akan memberi lebih ketahanan terhadap kulit daripada bertindak balas terhadap protein yang terkena cahaya matahari. 

Mengamalkan memakan daging kambing adalah salah satu cara semula jadi untuk mendapatkan kulit yang lebih putih dan cantik.

Sekian.

Nota: Selamat mengamalkan makanan2 sunnah.🐐🐏🐑 

Untuk info lanjut sila sms/whatsapp ke 013-209 3349.

Monday, 18 July 2016

20 BUAH KERETA PEMIMPIN NEGARA YANG TERMAHAL DI DUNIA - MALAYSIA TERSENARAI!




Setiap kali pemimpin melintas dengan kereta yang diiringi oleh pihak polis trafik pasti mata rakyat tidak terlepas dari menatap kereta yang digunakannya untuk urusan rasmi kerajaan.

Kereta pemimpin negara merupakan salah satu kemudahan yang mempunyai ciri-ciri yang mampu menjamin keselamatan dari pemimpin negara tersebut. Apa yang pasti kenderaan tersebut boleh mencapai jutaan ringgit atau pun dolar bagi membayar harga keselamatan untuk seorang pemimpin.

Di bawah ini merupakan kereta paling mahal di dunia yang pernah direkodkan. Bolehkah anda dapat menaikinya suatu hari dan bersiar-siar dengan pemimpin yang anda kagumi?


20. Kenya



Mercedes-Benz Pullman S600
Nilai: USD50,000 (RM198,603.57)


19. Italy


Lancia Thesis
Nilai: USD65,709 (RM261,000)


18. Japan


Toyota Century Royal
Nilai: USD85,500 (RM339,612.12)


17. Singapore


Mercedes-Benz S350L
Nilai: USD85,995 (RM341,578.29)


16. Uzbekistan


Range Rover Supercharged
Nilai: USD103,195 (RM409,897.92)


15. Morocco



Mercedes 600 Pullman
Nilai: USD120,384 (RM478,489.13)


14. Korea Selatan



Hyundai Equus VL500 (550) Limousine
Nilai: USD122,180 (RM485,627.67)


13. Norway



Binz Limousine
Nilai: USD128,351 (RM510,155.48)


12. Brunei



Rolls Royce Phantom VI
Nilai: USD148,645 (RM590,817.85)


11. Germany



Mercedes-Benz S600L
Nilai: USD174,890 (RM695,133.60)


10. India



Mercedes-Benz S600 (W221) Pullman Guard
Nilai: USD180,000 (RM715,314.95)


9. Philippines



Mercedes-Benz W221
Nilai: USD250,547 (RM995,666.75)


8. Russia



Mercedes S-Class Limousine
Nilai: USD251,417 (RM999,124.114)


7. Malaysia



Maybach 62
Nilai: USD394,000 (RM1,565,744.96)


6. United Kingdom



Jaguar XJ Sentinel
Nilai: USD455,025 (RM1,808,256.60)


5. Thailand



Maybach 62 Limousine
Nilai: USD500,000 (RM1,986,897.98)


4. Vatican



Mercedes-Benz M-Class
Nilai: USD524,990 (RM2,086.203.14)


3. China



Hongqi Limousine
Nilai: USD801,624 (RM3,185,490.22)


2. United States



Cadillac One
Nilai: USD1,500,000 (RM5,960,693.95)


1. Ratu England


Bentley State Limousine
Worth: USD15,167,500 (RM60,272,550.37)

SUMBER: http://answersafrica.com/worlds-expensive-state-cars.html

VIDEO & GAMBAR JENAZAH PEMIMPIN SYIAH KHOMEINI YANG DIHINAKAN ALLAH SWT


Video Dan Foto Jenazah Pemimpin Syiah Khomeini yang dihinakan Allah | Ketika hidup Khomeini pernah mamfatwakan barang siapa yang meninggal dunia lalu jenazahnya jatuh dari keranda maka dia termasuk penduduk neraka.

Ia juga memfatwakan salah satu tanda su'ul khatimah adalah jatuhnya jenazah dari keranda.Khomeini

Khomeini pemimpin utama syiah itu meninggal pada sabtu 3 Juni 1989 mengalami sendiri apa yang difatwakannya.

Diperkirakan sekitar 3 sampai 3,5 juta orang menghadiri pemakaman Khomeini hampir setiap individu ingin melihat jenazahnya dan ingin menyentuh untuk terakhir kali.
Massa yang tidak dapat di kawal berebut untuk mengangkat keranda jenazah mengakibatkan kerosakkan keranda dan jenazah terjatuh, lebih mengaibkan lagi kain kapan Khomeini terbuka sehingga arwah setengah telanjang.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, pemakaman Khomeini selanjutnya jenazah di letak dalam peti besi baja.


Siapakah Khomeini

Di BLog usang ini bukanlah tempat 
Siapakah Khomeini

Di Blog usang ini bukanlah tempat kami menuturkan riwayat perjalanan tokoh Yang berhasil menjadi pemimpin bangsa Persia Iran sekaligus tokoh syiah yang menguncang dunia ini secara detail.

Disini kami akan memperlihatkan beberapa sisi seorang Khomeini dari sejumlah pandangan,sikap dan juga tulisan tulisan berupa percakapannya sendiri yang telah di bukukan sebagai panduan syiah.

Khomeini Menolak peribadahan kepada Allah SWT

"Sesungguhnya kami tidak menyembah Ilah (sesembahan) yang mendirikan bangunan yang tinggi untuk ibadah, keadilan, dan agama, kemudian Ia menghancurkannya sendiri. Kemudian Ia mendudukkan Yazid, Mu'awiyah, dan Utsman, dan selain mereka dari golongan orang-orang yang melampaui batas terhadap manusia dalam pemerintahan. Dan Ia tidak pula menentukan nasib ummat setelah wafatnya nabi-Nya. "(Lihat Kasyf al-Asrar, hal. 123, karya Imam Ayatullah Khomeini).

Khomeini Menghina Nabi

Sebagai penganut syiah posisi imam imam syiah lebih terhormat dari nabi itulah keyakinan yang di amalkan Khumaini.

"Sesungguhnya di antara hal yang termasuk yang paling urgen dalam mahzab kami bahwa imam imam kami memiliki posisi yang tidak bisa di capai oleh para malaikat yang di dekatkan begitu pula dengan para nabi yang di utus.al-Hukumah al-Islamiyah hal. 52, karya Khomeini).

Khomeini Menindas Ayatollah Hasan Thabathaba'i

Maka Ayatollah Hasan Thabathab yang tinggal di Qum diperangi oleh Khomeini, seperti dilarang menggunakan pesawat telepon, dilarang menemui sahabatnya, saluran air dan listrik ke rumahnya di putus, juga tidak boleh menjalani pengobatan di rumah sakit jika dia menderita sakit.
Hasan Thabathab menentang teori “Khomeinism”ini yang dianggapnya dapat menjadikan Khomeini seorang diktatur, sebagai wali Allah.

"Saya tidak dapat menerima hal itu. Itu merupakan penunggangan aliran Syiah dan kediktatoran tidak ada dalam agama ini."

"Saya berpesan kepada semua ulama dan para cendekiawan bahwa segala apa yang terjadi di Iran dengan 'Revolusi Islam'nya sebenarnya tidak ada kaitannya dengan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan bahkan banyak bertentangan dengan nash-nash Qur'an yang sampai pada kita.

Apa yang diperbuat Khomeini dengan kantor-kantornya sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Islam, "tandas Ayatullah Hasan Thabathab (Naqdu Walayatil Faqih-Muhammad Maalullah, hal 27 & 28, 30 & 31)

Khomeini Membunuh Gurunya Sendiri

Sementara Ayatollah Syariat Madari, guru Khomeini yang telah menganugerahkan istilah "Ayatollah" kepada Khomeini, di mana ia juga seorang tokoh ulama Syiah yang ternama, ternyata juga menentang konsep yang diusung Khomeini.

Akibatnya, setelah berkuasa, Khomeini mengirimkan 10. 000 tentaranya (!) untuk menyerang dan membunuh gurunya ini. Ayatollah Syariat Madari sependapat dengan ulama Syiah Iran lainnya yang membatasi kekuasaan faqih dalam bidang-bidang tertentu saja dan sama sekali tidak bisa mengklaim sebagai wakil dari Ratu Adil atau Imam Mahdi. (Dr. Musa Al-Musavi-At Tsauratuu Al-Baaisah, hal. 51).

Khomeini Bukan Ahlul Bait

Sebelumnya pernah gempar di media sosial tentang keturunan khomeini dimana seorang musisi dari indonesia ahmad dani mengatakan bahwa Imam Khomeini jelas shohih keturunan Nabi Muhammad Yang lain tidak jelas, dan tidak shohih katanya mempertahankan kesesatan pemimpin syiah itu.

Fakta nyata
“Kakek Khumaini datang dari India sebelum 120 tahun yang lalu. Dan dia tinggal di kota Khumain di Iran.Dan ayahnya adalah Musthafa bin Ahmad dan dikenal sebagai “Singh” lahir tahun 1842 di Kashmir dari keluarga penganut agama sikh.

Dan ayah Singh adalah penjual Khamr dan memiliki hubungan hangat dengan Inggris. Dan setelah dia mengenal seorang wanita muslimah yang bernama Thahirah dan dia adalah anak dari pedagang muslimin, maka dia menetapkan untuk memeluk agama islam agar dapat menikah dengan wanita tersebut.

Maka keluarganya mengancam untuk membunuhnya. Maka dia kabur bersama Thahirah dari Kashmir ke kota lokfo. Dan Singh masuk islam di tangan Sayyid Hamid Husain penulis Kitab ‘Aqabat Al-Anwar.

Dan cucu dari pamannya Khumaini bernama Wud dan dia tinggal di dekat kota Srinagar ibu Kota Kashmir dan dia penanggung jawab tempat-tempat peribadatan Sikh disana. Dan inilah info-info yang dikumpulkan oleh penulis dari ulama-ulama syi’ah di Kashmir” (Al-Jumhuriyyah Ats-Tsaniyah hal. 352)

Pemakaman Khomeini di iringi dengan gendang Singh"
Gambar sekitar pemakaman Khomeini





Syaikh Ahmad Deedat:
Dengan Nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Al-Quran yang suci menyebutkan: Dan jika kamu berpaling (dari Islam dan ketaatan kepada Allah), Dia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (QS. Muhammad: 38)

KEBERANIAN ORANG SULU @ TAUSUG (SEDUTAN DARI JEJAK RISALAH DI NUSANTARA JILID II) - TULISAN PROF MADYA DR HAFIDZI MOHD NOOR



"(Sedutan dari Bab 4 Jejak Risalah di Nusantara Jilid II - Penjelajahan Portugis dan Sepanyol)"


Dari sudut budaya dan sejarah, Sulu dikaitkan dengan Kerajaan Sulu yang meliputi lima kawasan utama iaitu Pulau Sulu (pusat pemerintahan di Jolo), Tawi-tawi, Basilan (termasuk Zamboanga di Mindanao), Palawan dan Borneo Utara atau Sabah. Kini Sabah sudah berada di dalam Persekutuan Malaysia dan sebahagian Borneo Utara sudah menyertai Indonesia (Kalimantan).

Sementara orang Sulu pula adalah merujuk kepada pelbagai suku kaum yang menetap di Kepulauan Sulu. Ini termasuklah suku Tausug (Suluk), Bajau, Yakan, Kagayan, Iranun dan Kalibugan. Suku terbesar di Kepulauan Sulu ialah Tausug.[1] Terdapat kira-kira 350,000 suku Tausug di mana 200,000 darinya berada di pulau Jolo. Tausug berasal dari suku kata ‘Tau’ yang bermaksud ‘orang’ dan ‘sug’ yang bermaksud ‘arus’. Ini bermakna suku Tausug adalah ‘orang-orang yang menongkah arus. Ada juga sumber yang mengaitkan nama Tausug dari ‘Tau Maisug’ yang bermaksud ‘orang pemberani’. Kedua-dua makna ini bersesuaian dengan ciri orang Tausug yang bergantung hidup sebagai nelayan (menongkah arus) dan juga terkenal dalam keberaniannya di medan tempur. Orang Sepanyol yang mempunyai sejarah pencerobohan yang panjang ke atas Kepulauan Sulu menggelar kaum Tausug sebagai ‘juramentado’ yang bermaksud ‘berani mati’. Nama Sulu atau Suluk pula adalah sebutan lidah melayu yang sukar menyebut Tausug. Walaupun begitu, nama Sulu atau Suluk ini merujuk kepada amalan tasauf yang menjadi pegangan umat Islam di nusantara termasuk suku Tausug. Amalan bersuluk untuk mendekatkan diri kepada Allah menjadikan mereka berani berdepan dengan pihak musuh dalam perang ‘fisabilillah’. Boleh disimpulkan bahawa orang Sulu @ Tausug ialah kaum yang kuat berpegang dengan Islam dan sanggup berkorban nyawa dan harta untuk mempertahankan agama, bangsa dan tanah-air.


Keberanian orang Suluk digambarkan oleh Prof. Adib Cesar Majul seperti berikut:


“Perwira-perwira Islam yang setelah menjalani upacara keagamaan dan menunaikan sembahyang semalaman dengan guru agama pada esok harinya akan menyerbu dan menyerang pelanggar-pelanggar Kristian dengan keazaman membunuh seberapa ramai musuh dan mereka ini tidak dijangkakan akan pulang dengan selamat. Harapan yang tinggi bagi perwira-perwira yang sanggup berkorban ini untuk mendapatkan balasan syurga.”

Untuk memahami psyche dan budaya kaum Tausug, seseorang itu harus meneliti sumber sejarah terawal samada bertulis atau lisan. Sejarah bertulis terawal masyarakat Tausug terbatas pada dua sumber sahaja iaitu sarsilas (tarsilas) dan luntar. Bahan sejarah berbentuk tarsilas ini tidak unik pada masyarakat Tausug kerana terdapat juga di kalangan masyarakat Magindanao (suku etnik di Mindanao). Luntar pula hanya terdapat di kalangan masyarakat Tausug.[2] Bagaimanapun sumber-sumber bertulis ini tidak mempunyai sebarang pengaruh kepada masyarakat umum kerana ia bersifat ekskulif kepada golongan atasan dan bangsawan. Satu lagi faktor mengapa bahan sejarah bertulis hanya relevan kepada golongan bangsawan adalah kerana masyarakat awam tidak boleh membaca dan menulis samada dalam bahasa Tausug apatah lagi memahami bahasa Sepanyol dan Inggeris. Masyarakat awam lebih menghayati sumber sejarah/sastera lisan terutama dalam kategori parangsabil dan lebih terhad dalam kategori kissa dan katakata.[3] Keadaan ini menghasilkan satu bentuk dualisma terhadap kesedaran sejarah di kalangan suku Tausug. Di satu pihak sarsilas dan luntars melahirkan kesedaran sejarah yang bersifat elitis kerana ia terbatas di kalangan Sultan dan Datu-datu. Kedatangan Sepanyol dan kemudian Amerika memperkukuhkan status Sultan dan Datu-datu yang menjadi saluran untuk penjajah melaksanakan pemerintahannya ke atas masyarakat Islam. Andaiannya ialah rakyat yang buta huruf akan menuruti apa sahaja arahan Sultan dan Datu-datu yang sudah takluk kepada penjajah secara membuta tuli. Pastinya ini akan memudahkan proses penjajahan Sepanyol ke atas masyarakat Sulu. Tetapi realitinya tidak sebegitu. Ini adalah kerana sumber ilmu/maklumat dan saluran pencetus kesedaran yang lebih kuat kepada masyarakat awam kaum Tausug ialah yang berbentuk lisan terutama parangsabil.

Parangsabil adalah satu bentuk dendangan sastera lisan yang diwarisi oleh kaum Tausug yang unik dikalangan kumpulan-kumpulan etnik muslim di Selatan Filipina. Bentuk tradisi lisan yang sama tidak terdapat di Lanao atau Cotabatu dan tidak juga memperlihatkan ciri pengaruh dari sastera Magindanao atau Maranao. Besar kemungkinan terpisahnya Kepulauan Sulu dengan Pulau Mindanao dari sudut geopolitik merencat proses pemesraan budaya di antara keduanya. Parangsabil adalah warisan penting kaum Tausug kerana ia merakamkan konflik bersenjata yang dihadapi sepanjang sejarah. Ia juga dinamik kerana panjangnya bertambah dari masa kesemasa dengan memuatkan peristiwa-peristiwa penting dan juga perkembangan sesuatu konflik. Ia meliputi pelbagai era sejak dari zaman sebelum kedatangan Sepanyol sehinggalah ketika menentang Amerika Syarikat pada awal kurun ke 20. Parangsabil Takbirul berasal sejak zaman sebelum kedatangan Sepanyol kerana tiada apa-apa rujukan tentang Sepanyol, sedang ‘Parangsabil Abdullah dan Putli’ adalah satu contoh sastera Perangsabil yang dihasil pada zaman Sepanyol atau selepasnya kerana membuat rujukan kepada Kastela di dalam naratifnya.

Parangsabil adalah satu testimoni penolakan masyarakat Tausug terhadap semua bentuk kezaliman dan pencerobohan samada ia dilakukan oleh musuh yang datang menceroboh mahupun di kalangan orang tempatan. Sekaligus ia menolak tanggapan bahawa masyarakat Tausug tunduk secara membuta tuli kepada pihak yang memegang kekuasaan, samada beliau Sultan yang merdeka mahupun yang takluk kepada kepentingan penjajah Barat. Satu contoh yang boleh dikemukakan ialah Parangsabil Kan Apud yang ada kaitan dengan pemberontakan Hassan pada tahun 1904. Di dalam epik tersebut, Apud bersama empat sahabatnya bangkit menentang kerajaan penjajah kerana ketidakadilan yang berlaku sehingga mati dalam perang sabil. Begitu juga epik Parangsabil Kan Napsa Lagayan. Kesah ini berlegar pada seorang wanita cantik yang bernama Napsa Lagayan di pulau Simunul. Pada satu hari Sultan telah menjemput Napsa untuk mempersembahkan tarian di hadapan baginda. Napsa amat setia kepada suaminya dan bimbang jika Sultan melarikannya. Tetapi oleh kerana terpaksa Napsa mempersembahkan tarian pangalay. Sultan yang tertarik dengan kecantikan Napsa telah memaksa Napsa mengikutinya ke Jolo di mana dia dijadikan gundek baginda. Apabila Amilbangsa, suami Napsa pulang dari perantauan yang lama, dia merasa amat sedih atas kehilangan isterinya. Dia telah menyusul isterinya di Jolo di mana dia mati di jalan sabil.

Kedua-dua kesah parangsabil ini menunjukkan keberanian orang awam yang dinobatkan sebagai pahlawan yang disanjung, bukannya Sultan atau Datu-datu yang didewa-dewakan dalam setengah penulisan sastera bangsawan. Bahkan watak-watak ini memang benar-benar wujud seperti Apud, Napsa Lagayan dan Amilbangsa yang hidup pada zaman Sepanyol atau sebelumnya. Parangsabil telah mengangkat watak-watak ini ke tahap legenda sama seperti watak-watak Selungan, Jekiri dan Kamlun. Selungan adalah watak sebenar yang melawan kerajaan Amerika syarikat di Tawi-tawi dan terbunuh sekitar tahun 1907-08. Begitu juga Jekiri yang menentang Amerika Syarikat di Zamboanga, Basilan, Sulu dan Borneo Utara sekitar tahun 1907-09 dan terbunuh di pulau Patian bersama pengikutnya.

Berdasarkan kepada sumber-sumber lisan ini, seseorang boleh membentuk kefahaman terhadap pandangan hidup worldview masyarakat Tausug mengenai hidup dan mati. Falsafah hidup ini membentuk sifat-sifat berani pada masyarakat Tausug baik dalam soal bergelut mencari penghidupan mahupun ketika berdepan dengan musuh. Bagi masyarakat Tausug kematian hanyalah sebuah pintu untuk memasuki fasa kehidupan seterusnya (dari alam fana’ ke alam baqa’). Oleh kerana kematian pasti ditempuhi oleh setiap insan, maka ia tidak wajar ditakuti, meskipun seseorang itu berusaha untuk mengelaknya (berikhtiar mengubati penyakit sebagai contoh – pen.) demi untuk memenuhi matlamat hidup di atas muka bumi. Walaubagaimanapun, apabila tiba saat kematian, ia perlu diterima dengan pasrah dan sebaiknya seseorang itu mati pada jalan sabilillah. Natijahnya bagaimana seorang itu mati yang menjadi perhitungan, bukan kematian itu sendiri. Kematian di atas jalan yang mulia ini akan memberi manfaat kepada si mati di alam akhirat, bahkan kaum-kerabat yang ditinggalkan di pandang mulia oleh masyarakat Tausug. Oleh itu orang Tausug tidak menghitungkan sangat nyawa musuh bahkan nyawa sendiri di dalam perang sabil dan ini menjelaskan mengapa konflik bersenjata dengan penjajah Sepanyol berpanjangan, sengit dan memakan korban yang besar. Dari tradisi lisan ini juga seseorang dapat memahami bahawa kaum Tausug tidak mengukur kemenangan dengan kejayaan seseorang membunuh musuhnya di medan perang, tetapi bagaimana ia mempamerkan ketangkasannya. Seseorang yang melarikan diri dari medan perang adalah dibenci, meskipun dia bersalah atau berada di pihak musuh. Peribahasa Tausug, ‘marayaw pa mutih in bukug, ayaw mutih in tikud-tikud’ yang bermaksud adalah lebih baik melihat putihnya tulang dari melihat tumit bertukar puteh bermakna adalah lebih baik seseorang itu tercedera atau terbunuh dari melarikan diri dari medan perang. Kerana itulah pahlawan-pahlawan Tausug dengan penuh keberanian melawan musuh mereka meskipun hanya bersenjatakan keris dan kampilan bergantung kepada ketangkasan diri dalam bertarung, tanpa menghitung soal strategi dan taktik. Natijahnya ribuan pahlawan Tausug menemui syahid pada zaman penjajahan Sepanyol dan pendudukan Amerika Syarikat.

Penjajah Sepanyol gagal untuk menilai masyarakat Tausug secara objektif. Segala dasar dan pendekatan adalah bersumber dari sikap prejudis yang amat menebal. Meskipun Islam mentadbir Andalus/Sepanyol selama hampir lapan abad, namun masyarakat Katolik tidak dapat menerima kehadiran muslim bahkan melaksanakan inquisition dengan menghapus dan mengusir umat Islam dari bumi Sepanyol. Tidak hairanlah jika penakluk-penakluk Sepanyol menamakan mereka sebagai savages (buas dan ganas), pirates (lanun) dan warlike (cenderung untuk berperang). Oleh itu cuma ada dua pilihan iaitu samada mereka dikristiankan atau dihapuskan. Mereka dilonggokkan dalam satu kelompok yang tidak bertamaddun dan dianggap hina kerana menganut agama ‘Mohammedan’ (Islam). Sikap dungu dan sengkat pemikiran ini adalah kerana orang-orang Sepanyol gagal menyelami hati budi suku Tausug yang diwarnai oleh akidah Islam. Islam telah memerdekakan jiwa mereka dari sebarang bentuk perbudakan samada oleh orang tempatan apatah lagi bangsa asing yang datang untuk menjarah tanah air mereka. Jika penjajah Sepanyol menggelar mereka sebagai lanun dan fanatik, itu adalah pilihan mereka. Apa yang pasti Islam menuntut suku Tausug supaya berjihad melawan penindasan dan membebaskan tanah air dari penjajahan. Dan mereka akan lakukan ini meskipun tidak mempunyai kekuatan dan senjata yang sepadan. Keberanian suku Tausug menghadapi kematian yang disaksikan oleh askar-askar Sepanyol di medan adalah manifestasi dari tuntutan keimanan tersebut.
------------------------------------------------------------------
[1] Menurut Salasilah Sulu, kaum Tausug berasal dari beberapa suku etnik yang bergabung iaitu Barunan (penempatan asal di Maimbung, Jolo), Tagimaha (dari Pulau Basilan),Baklaya (dipercayai dari Sulawesi dan menetap di Patikul), orang Banjar (dari Banjarmasin, Kalimantan) dan orang Dampuan (Champa, Indochina).

[2] Sarsilas dan Luntar adalah Salasilah Raja-raja yang menggunakan tulisan jawi. Teks-teks sejarah ini terbatas penggunaan dan pengaruhnya di kalangan keluarga raja dan orang ramai tidak terdedah kepadanya. Ia tidak diperbanyak untuk tujuan sebaran dan disimpan rapi untuk kegunaan raja semata-mata. Oleh itu kesedaran sejarah hanya berlegar dalam kalangan keluarga raja dan datu, itupun hanya berlegar di sekitar persoalan waris, pengalaman dan hal-ehwal raja. 
Rujukan: Samuel K. Tan, 1982, Selected Essays on Filipino Muslims, University Research Centre, Mindanao State University, hlm. 112.

[3] Kissa dan katakata adalah warisan Sulu yang unik dan lazimnya disampaikan dalam tempoh semalaman. Secara umumnya kissa lebih pendek dan bertujuan untuk dihabiskan dalam satu sesi penceritaan. Katakata pula disampaikan dalam sehari sehingga dua hari atau dua malam. Contoh-contoh kissa ialah Ama Iyun, Ina Gandil, Lunsay Buhok dan Malik Buwangsi. Contoh katakata ialah Abunnawas dan Pusung. Perbezaannya dengan genre Parangsabil ialah kissa dan katakata hanya diceritakan sedang Parangsabil dicerita sambil didendangkan. Lain-lain bentuk sastera lisan kaum Suluk ialah khutbas dan tukud-tukud. Khutbas adalah penyampaian para imam, panditas, haji dan tokoh-tokoh agama. 
Rujukan: Samuel K. Tan, 1982, Selected Essays on the Filipino muslims, University Research Centre, Mindanao State University, Marawi City, hlm. 120.

ENTITI WILAYAH BANGSAMORO

1.0 Sejarah Negara Filipina Secara Rengkas.

1.1 Pengislaman Sulu dan Magindanao (Mindanao). Tahukah anda bahawa Filipina pada satu masa dulu adalah sebuah negara Islam? Ya, benar.

Mengikut fakta sejarah pemerintahan Islam di Filipina telah berkembang dari Pulau Sulu hingga ke utara pada akhir abad ke15. Pada zaman itu, Manila dipanggil Selurong dan diperintah oleh Raja Sulaiman Mahmud dengan bantuan Raja Matanda.Wilayah Tondo pula diperintah oleh Raja Iskandar. Pada masa yang sama Islam telah berkembang sehingga ke Batangas, Pampanga, Cagayan, Mindoro, Catanduanes, Bonbon, Cebu, Oton dan Laguna.

1.2 Kronologi Kedatangan Pendakwah Islam ke Sulu dan Magindanao.

Fakta-fakta di bawah adalah mengikut Tuan Syed Muhammad Naquib Al-Atas dalam bukunya “Historical Fact And Fiction” dan tarsila * Magindanao.

1.Islam telah sampai ke Filipina seawal abad ke13 apabila pendakwah berbangsa Arab dengan gelaran Tuan Masha’ika menjejakkan kakinya di Pulau Sulu. Pada zaman itu Filipina dikenali sebagai Kepulauan
(Arkipelago) Sulu.

2. Pedagang dan pendakwah Arab bergelar Karim Al-Makhdum dari Pasai sampai ke Sulu pada tahun 1360. Beliau diberi gelaran Sharif Awliya.

3. Sharif Awliya kemudian meneruskan perjalanannya ke Magindanao dan menyebar ugama Islam disana.

4. Pada 1390 datang pula Syed Abu Bakar seorang Arab dari Selatan Arab ke Sulu bagi menyambong usaha-usaha Sharif Awliya.
Syed Abu Bakar kemudian menaiki tahta sebagai Sultan Sulu pertama dan mengguna gelaran Sharif Hashim.

5. Sharif Awliya adalah pendakwah Islam yang pertama tiba di Magindanao.

6. Pendakwah kedua yang digelar Sharif Maraja pula datang ke Magindanao pada 1380 (setelah Sharif Awliya balik ke Pasai) dan menyambong penyebaran Islam.

7. Pada 1440 (bukan 1515 seperti yang direkod oleh pengkaji sejarah Cecil Mabul), Sharif Kabungsuan telah sampai ke Magindanao dan memulakan pemerintahan Kesultanan Magindanao.

Walaupun tiada dinyata dalam tarsila Magindanao, tetapi mengikut cerita tradisi dan boleh dipercayai, Sharif Kabungsuan mempunyai dua abang bernama Alawi dan Ahmad atau Ahmad dan Muhammad.Diantara kedua abangnya, yang tua sekali adalah pengasas kesultanan Brunei dan abangnya yang kedua pengasas Kesultanan Sulu. Secara umumnya dipercayai bahawa,Sultan-Sultan Sulu, Magindanao dan Brunei adalah adik beradik.

Berdasarkan kepada cerita tradisi yang boleh dipercayai, kita dapat memahami bagaimana Borneo Utara (Sabah sekarang) dan Palawan yang dulunya dibawah jajahan Kesultanan Brunei bertukar tangan kepada Sultan Sulu.

Kita juga dapat memahami mengapa Kerajaan Filipina semasa pemerintahan Presiden Macapagal (seterusnya semasa pemerintahan Presiden Marcos) menuntut Sabah setelah terbentuknya gagasan Malaysia.


1.3 Kedatangan Imperialis Katolik Spain

Pada 17 Mac 1521, pengembara berbangsa Portugis, Ferdinand Magellan, dibawah pemerintahan kerajaan Spain, telah sampai ke Pulau Samar. Mengikut peta terkini Negara Filipina, Samar adalah dibahagian Timur Visayas iaitu dibawah wilayah Kepulauan Visayas. Beliau terus menaklok dan menamakan Samar Arkipelago Lazaro.

Tujuan sebenar pelayaran Magellan ke Asia Timur adalah untuk menyebarkan ugama Katolik.Beliau berjaya mempengaruhi Raja Humabon, Raja Pulau Cebu dan Permaisurinya Hara Amihan memasuki ugama Katolik. Penaklokan Magellan keatas Samar hanya untuk tempoh yang sengkat kerana Datu Lapu Lapu telah menyerang Magellan dan orang-orangnya apabila mereka mendarat di Pulau Mactan pada 21 April 1521. Magellan dan orang-orangnya terbunuh.

Selepas kekalahan dan kematian Magellan banyak lagi ekspedisi daripada kerajaan Katolik Spain datang menyerang. Akhirnya pada 1543, Komander Ruy Lopez de Vallilobos telah berjaya menawan kembali Samar dan menaklok Leyte. Beliau telah menamakan kepulauan tersebut “Las Ilas Filipinas” atau pun “Philippines” (Filipina) sempena nama Putra Philip Spain ketika itu.

Oleh kerana “Philippines” terdiri daripada beribu pulau, maka penawanan sepenuhnya hanya berlaku pada 1565 dan kerajaan katolik Spain telah memerintah selama 333 tahun iaitu sampai 1898. Pada abad ke20 Kepulauan Sulu telah bertukar nama kepada Filipina pada keseluruhannya. Bukan sahaja Kepulauan Sulu telah bertukar nama tetapi bertukar bentuk dan kedudukan geografi; kuasa pemerintahan daripada Islam kepada Katolik ; kuasa Sultan Sulu akhirnya jatuh kepada kerajaan penjajah Spain dan penduduk Islam menjadi pelarian dan majoriti lari ke Selatan Filipina.

2.0 Kebangkitan Pejuang Kebebasan

Apabila pemerintahan Kerajaan Islam di Spain yang memerintah selama 400 tahun berjaya dijatuhkan oleh orang-orang Spain pada 1492 maka pengembara-pengembara Spain telah mengorak langkah untuk belayar keluar sebagai tujuan menaklok dan menyebarkan ugama Katolik.

Pelayaran mereka sampai ke Asia Timur sehingga ke Kepulauan Sulu pada 1521.Semasa pemerintahan Spain di Filipina rakyat ditindas dan penduduk-penduduk Islam jadi pelarian.Mereka dipaksa menukar ugama ke Katolik. Jika menentang mereka dibunuh. Segala kuasa dan tanah jajahan Sultan dirampas. Selama lebih daripada tiga abad penduduk Islam dan bukan Islam hidup sengsara.

Apabila Spain kalah dalam peperangan Amerika-Spain (1565 -1898) di Cuba, Amerika telah tunjuk minat untuk menaklok Filipina. Kerajaan Kolonial Amerika pula memerintah Filipina selama 48 tahun dan akhirnya pada 4 Julai 1946, Filipina telah dimerdekakan.

Selepas Filipina merdeka daripada kuasa Kolonial Amerika,majoriti penduduk Islam telah berpindah ke Magindanao, Zamboanga, Palawan, Sulu,Visayas ,Bisalan danTawi-Tawi. Walaupun telah merdeka nasib penduduk Islam dipinggirkan. Akibat ditindas maka ramai yang menentang kerajaan sehingga mereka dikenali sebagai pejuang kebebasan Moro.
2.1 Penubuhan Barisan Pembebasan Kebangsaan Moro (MNLF).

Sebenarnya perkataan Moro adalah nama yang diberi oleh orang Spain kepada penduduk Muslim di Filipina pada tahun 1570. Moro adalah daripada perkataan “Moors”, iaitu orang Islam dari Utara Barat Afrika yang menawan Spain pada 711 Masehi. Masyarakat Eropah umumnya menamakan setiap orang Arab dan Afrika Muslim (yang berkulit hitam) sebagai Moors. Namun pada tahun 1578, kerajaan penjajah Spain telah menamakan hanya orang-orang Muslim di Sulu dan di Mindanao sebagai Moro.

Apabila tercetusnya pembunuhan yang dipanggil Pembunuhan Jabidah ( Jabidah Massacre) pada 1968 oleh Angkatan Tentera Filipina keatas pejuang Moro, seorang penuntut Moro ketika itu, bernama Nur Misuari , telah menubuhkan Barisan Pembebasan Kebangsaan Moro pada Mac 1969. Pergerakan ini dikenali sebagai MNLF .

Pembunuhan Jabidah atau “Corregidor Massacre” ini menjadi titik tolak bagi Nur Misuari untuk bersatu dengan pejuang-pejuang Moro yang lain menubuh MNLF untuk menentang Kerajaan Filipina.Matlamat perjuangan adalah memohon kebebasan keatas Wilayah Magindanao dengan mengiktirafnya sebagai entiti Autonomi Muslim Mindanao.


2.1.1 Perjanjian Damai MNLF-GRP

Beberapa perjanjian damai telah ditandatangani antara pihak Kerajaan Republik Filipina (GRP) dengan MNLF. Perjanjian Damai telah melangkau lima era pimpinan Presiden dan yang keenam dan terkini adalah dibawah pimpinan Presiden Benigno Aquino III. Sepanjang tempoh pimpinan lima Presiden, berlaku beberapa pertempuran diantara pihak Kerajaan Filipina dengan MNLF dan dianggarkan seramai 120,000 nyawa rakyat (samada pejuang Moro; penduduk Islam; tentera kerajaan; mahu pun rakyat bukan Islam) telah terbunuh.

Berikut adalah Perjanjian-Perjanjian Damai yang memberi impak kepada MNLF :-

Pada 1989, Perjanjian Damai MNLF-GRP Tripoli telah ditandatangani semasa era Presiden Marcos. Didalam perjanjian ini MNLF menuntut GRP mengiktiraf Mindanao sebagai “Autonomous Region of Muslim Mindanao”(ARMM). Suka diingatkan bahawa rangkakerja perjanjian damai ini adalah atas dayausaha Presiden Libya, Muammar Gaddafi. Namun perjanjian ini gagal mencapai matlamat.

Pada 1992, Presiden Fidel Ramos telah membuka jalan semula dengan mengadakan Pendamaian Kebangsaan dan dituruti dengan Perjanjian Damai MNLF-GRP 1996. Rangkakerja Pendamaian MNLF-GRP 1996 telah diguna sebagai landasan untuk rundingan-rundingan seterusnya sehingga 2011.

Ekoran daripada kegagalan demi kegagalan selepas setiap Perjanjian Damai ditandatangani maka diputuskan perlunya satu badan sebagai mediator bagi memastikan kedua-dua pihak menghormati syarat-syarat yang telah ditetapkan. Maka pada 2001, semua parti bersetuju bahawa mana lagi negara yang paling sesuai menjadi mediator dan pemantau kalau tidak Malaysia.

Pejuang-pejuang Moro kini mulai lihat cahaya terang dipenghujung terowong apabila Presiden Aquino III menunjukkan kesungguhan untuk melihat perjanjian damai dicapai.Presiden Aquino III atau lebih dikenali sebagai Ninoy telah membuka langkah dengan menjemput Al-Haj Murad Ebrahim, Ketua Moro Islamic Liberation Front (MILF) untuk berbincang.

Pada 5 Ogos 2011, mereka telah bertemu di Tokyo. Hasil daripada pertemuan ini dan diikuti dengan beberapa perbincangan lagi di Kuala Lumpur telah berjaya membawa kepada upacara menandatangani satu rangkakerja kearah pendamaian antara Kerajaan Filipina (GPH) dan MILF.

Pada 15 Okt 2012 di Rizal Hall, Istana Malacanang Manila, upacara menandatangani satu perjanjian damai telah disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Hj Mohd Najib bin Tun Hj Abd Razak sebagai wakil Negara pemantau bersama Presiden Aquino III. Turut serta hadir ialah Ketua Menteri Sabah Datuk Seri Panglima Musa Aman dan beberapa Menteri dari Sabah dan Semenanjong.

2.1.2 Ke Arah Pembentukan Satu Entiti Autonomi Bangsamoro

Rangkakerja Perjanjian Damai kali ini adalah kearah membentuk satu entiti Autonomi “Bangsamoro” seperti yang dipersetujui oleh Presiden Aquino III dan bukan lagi Wilayah Autonomi Muslim Mindanao. Jangkamasa untuk mencapai pembentukan ini adalah sehingga 2016.Dimana selepas itu pejuang-pejuang Moro harus meletakkan senjata mereka dan kembali kepada masyarakat Bangsamoro dan lalui hidup seperti rakyat biasa.Seterusnya wilayah-wilayah yang bersetuju untuk dimasukkan dibawah Autonomi Bangsamoro telah dikenalpasti.

3.0 Pengajaran daripada Sejarah Filipina

Rakyat Malaysia harus pelajari apa yang telah dilalui oleh rakyat Filipina terutama penduduk Islamnya apabila dijajah kuasa imperialis Barat. Walaupun kedua-dua negara melalui zaman penjajahan oleh kuasa asing tetapi rakyat masing-masing melalui keadaan yang tidak serupa. Bagi rakyat Filipina negara mereka melalui perubahan yang mendadak ketika zaman penjajahan. Sukar dipercaya bahawa Kepulauan yang pada satu masa dahulu dibawah pemerintahan Islam telah bertukar status menjadi negara katolik terbesar di Asia.


3.1 Kejatuhan Pemerintahan Kerajaan Islam

Bagaimana ini boleh terjadi?
Secara kasarnya kita boleh anggap bahawa fakta-fakta utama yang menyumbang kepada kejatuhan pemerintahan Islam adalah:-

i) Keadaan Geofizikal Pulau-Pulau
Filipina merupakan arkipelago atau gugusan pulau-pulau yang berbeza saiz. Terdapat lebih 7,000 pulau kesemuanya. Keadaan ini menyumbang kepada kesukaran untuk mentadbir secara menyeluruh.

ii) Tiada Satu Sistem Pentadbiran Pusat
Oleh kerana keadaan sediakala geofizikal negara berpecah-pecah maka pentadbiran pun sulit sekiranya tiada satu sistem pentadbiran pusat. Oleh kerana tiada satu sistem pemerintahan berpusat yang kukuh maka penyebaran Islam melalui proses yang lama.

iii) Tentangan daripada penduduk asal
Memandangkan majoriti penduduk asal adalah pelaut maka cara hidup mereka selalu bergerak dari satu tempat ke satu tempat untuk menyara hidup. Dengan cara hidup sebegini mereka menempuh berbagai cabaran dan halangan seperti diserang oleh musuh dan menempuh keadaan laut yang tidak menentu. Maka tidak hairanlah kalau mereka bersifat menentang dan menolak kepada perubahan.

Oleh itu kita dapati pemerintahan bersultan hanya bermula pada akhir abad ke15 dan memerintah sampai pertengahan abad ke16 (1543) walaupun Islam telah mula menapak seawal abad ke13. Jelas terdapat tentangan hebat daripada penduduk asal untuk memeluk ugama Islam dan sekali gus menerima pemerintahan bersultan.

iv) Tiada Kesepakatan
Mengikut cerita tradisi berlaku pertelingkahan antara Datu-Datu yang berlainan wilayah. Ini menyebabkan ada Datu-Datu yang menyebelahi ekspedisi Spain. Kematian Magellan adalah disebakan seorang Datu berkomplot dengan Magellan untuk membunuh Datu Lapu Lapu di Pulau Mactan. Namun rancangan itu gagal dan sebaliknya Magellan dibunuh.

v) Kematian Magellan
Kerajaan Spain tidak berputus asa untuk menaklok Arkipelago selepas kematian Magellan. Beberapa ekspedisi dilancar sehingga berjaya menawan beberapa pulau pada 1543. Namun pihak Spain hanya dapat mendirikan kerajaan pada 1565 iaitu hampir suku abad.

Ini bermakna walaupun menggunakan peperangan, kerajaan Spain mengambil masa hampir suku abad untuk menawan keseluruhan Arkipelago. Bayangkan pula betapa sukarnya pemerintahan Islam hendak bertapak tanpa mengguna kekerasan dan paksaan. Oleh itu tidak hairanlah kalau pemerintahan Islam tersungkur dan Kerajaan Katolik Spain memerintah daripada 1565-1898.

4.0 Entiti Wilayah Bangsamoro

Sejak Presiden Aquino III mengambil alih pucuk pimpinan, perjuangan kaum Moro telah diberi nafas baru. Atas cadangan Presiden Aquino III, Wilayah Autonomi Islam Mindanao di tukar kepada Wilayah Autonomi Bangsamoro. Bangsamoro bukanlah nama bangsa tetapi nama Wilayah yang terlibat untuk diistiharkan sebagai Wilayah Autonomi.

Lazimnya pemerintahan secara kekerasan akan berjaya akhirnya.Kerajaan Republik (Katolik) Filipina tetap memerintah sebagai Kerajaan Pusat. Pejuang Moro masih menunggu. Mereka menunggu pembentukan entiti wilayah Bangsamoro sehingga 2016 untuk menjadi kenyataan.

4.1 MILF -GPH

Apabila MNLF telah menandatangani Perjanjian Damai pada 1987 dengan menyujuterima tawaran daripada Kerajaan Filipina keatas wilayah yang terbabit diistihar sebagai separuh-autonomi dan menubuhkan ARMM, MILF yang telah keluar daripada MNLF pada 1978, menolaknya sama sekali. Ekoran daripada penolakan ini, MILF meneruskan tindakan menentang Kerajaan.

Oleh itu segala rundingan perdamaian antara Kerajaan Filipina (GPH) adalah dengan MILF dan tidak lagi dengan MNLF. MILF sekarang diketuai oleh Al-Haj Murad Ebrahim setelah ketuanya yang pertama Hashim Selamat meninggal pada 13 Julai 2003.

Namun pada hakikatnya orang Moro telah kehilangan kuasa asal dan tanah nenek moyang mereka.Mereka terpaksa berundur dan jadi orang pelarian. Akhirnya mereka mencari penempatan baru di Selatan Filipina, di pulau-pulau yang tiada pembangunan jika dibandingkan apa yang terdapat di Luzon. Bukan saja mereka lari setakat ke pulau-pulau di Selatan Filipina bahkan mereka telah sampai hingga ke Sabah. Tujuan mereka hanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Walaupun pejuang Muslim yang dipanggil Moro ini mempunyai tujuan membebaskan penduduk Islam daripada diperintah oleh Kerajaan Katolik Filipina namun masih terdapat mereka yang tidak sepakat dan menubuhkan parti masing-masing. Maka daripada satu MNLF berpecah pula kepada MILF, Barisan Kiri Abu Sayaf, Jemaah Islamiah dan beberapa pergerakan lain.

Sekilas pandang seakan menyamai keadaan politik dinegara kita sekarang…bukankah?

4.2 Umat Islam Harus Berbalik Kepada Ajaran Allah SWT.

Sejak azali lagi sejarah menceritakan bagaimana umat Islam ditindas dan dibunuh dalam negara sendiri. Perang saudara menjadi lumrah dalam negara Islam sendiri. Apatah lagi kalau penduduk Islam merupakan kumpulan minoriti. Tiada pembangunan dikawasan-kawasan dimana penduduk Islam adalah majoriti. Tiada bekalan air bersih dan jalan-jalan raya yang bertar. Inilah hakikatnya jika umat Islam merupakan kumpulan minoriti mahu pun majoriti tapi tidak bersatu dan sentiasa berperang di negara sendiri.

Namun bagi penduduk Islam di Filipina mereka bukanlah merupakan penduduk minoriti pada asalnya. Pemerintahan Islam telah sampai hingga ke Pulau Luzon. Tetapi dengan datangnya penjajah Katolik Spain semuanya bertukar wajah.Penduduk Islam diperangi dan ditolak jauh ke pulau-pulau di Selatan Filipina dimana tiada sebarang pembangunan. Pejuang kebebasan Moro impikan kemerdekaan daripada pemerintahan kerajaan bukan Islam.Namun mimpi mereka amat sukar untuk menjadi kenyataan kerana mereka sendiri tidak bersatu untuk menentang kerajaan pemerintah.

Bangsamoro bukanlah satu-satunya Wilayah di Selatan Filipina dan di dunia yang melalui pergolakan ini. Di negara Selatan Thai juga terdapat komuniti Islam yang diperangi oleh Kerajaan Thai. Mereka juga berkehendakkan kebebasan daripada pemerintahan kerajaan bukan Islam.

Akhir-akhir ini timbul pula kisah kaum Rohingya menjadi pelarian di negara sendiri. Masalahnya pihak kerajaan dan masyarakat Myanmar bukan Islam umumnya tidak menerima mereka sebagai rakyat Myanmar. Negara jiran Bangladesh juga tidak menerima mereka sebagai rakyat Bangladesh.

Perang saudara di Syria masih berlaku. Ramai rakyat yang tidak berdosa terbunuh. Bahkan bukan saja di Syria tapi kebanyakan negara-negara di Timur Tengah melalui pergolakan dan pemberontakan.

Mengapa jadi begitu?

Soalan-soalan di bawah harus dijawab oleh umat Islam sendiri :-

1. Mengapa dan bagaimana secara khususnya umat Islam ditindas dan negara Islam secara umumnya mundur, lemah dalam memerintah dan mentadbir negara sendiri?

2. Apakah umat Islam tidak memahami ugama mereka?

3. Adakah mereka tidak membaca Al-Quran dan mengambil iktibar daripada kisah kaum-kaum yang engkar?

Pemimpin atau pemerintah negara-negara Islam perlu mengambil iktibar daripada pergolakan yang berlaku dan menjalankan tanggongjawab mereka sebagai khalifah.

Bacalah kisah kaum Nabi Noh, Nabi Luth dan Nabi Shuaib (diantara banyak kisah-kisah dalam Al-Quran) yang telah dibinasakan kerana tidak mematuhi ajaran Allah yang diajar melalui Nabi-Nabi mereka.

Umat Islam jika hendak berjaya haruslah bersatu dan berbalik kepada ajaran Allah. Nescaya perjuangan tidak akan kecundang ; tidak akan ditindas mahu pun diperhambakan atau diperlekehkan oleh orang bukan Islam.

IN SHAA ALLAH

Tarsila – pengajian sejarah dan asal usul keluarga. NB: Pada pendapat peribadi admin memanglah sesuai bagi Malaysia memegang peranan sebagai mediator dan pemantau memandangkan ia mempunyai beberapa kepentingan jika perjanjian damai ini berhasil.

Pertamanya dapat menyelesaikan permasalahan pelarian-pelarian Moro dan rakyat Filipina khususnya yang telah menimbulkan masalah pendatang asing kepada rakyat dan kerajaan Sabah.

Keduanya dapat menamatkan tuntutan Kerajaan Filipina keatas Sabah.

Ketiga, membuka peluang kepada Malaysia melabur bagi tujuan membangunkan wilayah-wilayah dibawah autonomi Bangsamoro.

SUMBER: Solidariti Belia SulukBajau Sayang Sabah